Latar belakang
Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak daerah dengan tingkat kerawanan kegempaan yang tinggi. Hal ini dapat diketahui dari berbagai kejadian gempa dalam beberapa dekade terakhir yang melanda beberapa daerah di Indonesia.
Pengaruh gempa pada umumnya sangat merugikan bagi manusia, selain menyebabkan kerugian materi dan kerusakan infrastruktur, gempa bumi dapat pula mengakibatkan jatuhnya korban jiwa manusia yang kadang tidak sedikit jumlahnya.
Kondisi yang demikian ini menuntut sistem struktur bangunan sipil yang dibangun di Indonesia harus mengikuti kaidah bangunan tahan gempa agar ketika gempa terjadi, struktur diharapkan tetap dapat bertahan berdiri dan tidak mengalami keruntuhan.
Di dalam peraturan perencanaan bangunan telah digariskanbahwa ketika gempa (design) terjadi, bangunan boleh saja mengalami kerusakan, hanya saja harus dihindarkan terjadinya keruntuhan (collapse).
Dalam konteks bangunan rumah tinggal, pekerjaan desain harus mempertimbangkan beban gempa sesuai lokasi dimana bangunan tersebut dikonstruksi, selain mempertimbangkan kondisi tanah (geoteknik) di tempat tersebut.
Di dalam perencanaan bangunan tahan gempa, hendaknya kita memanfaatkan kaidah kaidah penting dari ilmu pengetahuan untuk meminimalisir kerusakan yang mungkin dapat terjadi akibat beban gempa. Selain bangunan memiliki bentuk sederhana dan simetris, bangunan tahan gempa itu sendiri hendaknya memiliki bobot (dead load) yang relatif ringan, sehingga tidak menciptakan gaya inersia yang besar akibat percepatan gempa.
Selain hal tersebut suatu bangunan akan tahan gempa bilamana detailing dari sambungan antar elemen strukturnya dirancang dengan baik agar dapat diperoleh suatu kesatuan yang baik dari sistem
strukturnya. Detailing yang baik akan menghasilkan kinerja struktur yang baik, sehingga ketika bangunan mengalami deformasi akibat beban gempa, maka diharapkan bangunan tidak mengalami deformasi berlebih yang dapat mengakibatkan keruntuhan.
Perkembangan pembangunan rumah di Indonesia pada saat ini sudah mulai menuju pada penggunaan material baja canai dingin (cold-formed steel) sebagai komponen struktural. Hal ini bermula dari keunggulan baja canai dingin dalam hal berat komponennya yang relatif lebih ringan dari pada kayu yang biasa dipakai sebagai konstruksi rangka kuda-kuda pada
bangunan.
Panduan KBGI 2015
Di dalam perencanaan bangunan tahan gempa, hendaknya kita memanfaatkan kaidah kaidah penting dari ilmu pengetahuan untuk meminimalisir kerusakan yang mungkin dapat terjadi akibat beban gempa. Selain bangunan memiliki bentuk sederhana dan simetris, bangunan tahan gempa itu sendiri hendaknya memiliki bobot (dead load) yang relatif ringan, sehingga tidak menciptakan gaya inersia yang besar akibat percepatan gempa.
Selain hal tersebut suatu bangunan akan tahan gempa bilamana detailing dari sambungan antar elemen strukturnya dirancang dengan baik agar dapat diperoleh suatu kesatuan yang baik dari sistem
strukturnya. Detailing yang baik akan menghasilkan kinerja struktur yang baik, sehingga ketika bangunan mengalami deformasi akibat beban gempa, maka diharapkan bangunan tidak mengalami deformasi berlebih yang dapat mengakibatkan keruntuhan.
Perkembangan pembangunan rumah di Indonesia pada saat ini sudah mulai menuju pada penggunaan material baja canai dingin (cold-formed steel) sebagai komponen struktural. Hal ini bermula dari keunggulan baja canai dingin dalam hal berat komponennya yang relatif lebih ringan dari pada kayu yang biasa dipakai sebagai konstruksi rangka kuda-kuda pada
bangunan.
Tujuan
Tujuan Umum Kompetisi Bangunan Gedung Indonesia adalah untuk mendorong dan menumbuh-kembangkan motivasi (minat) mahasiswa dalam bidang rancang-bangun bangunan rumah tinggal atau gedung dengan memperhatikan unsur kreativitas di dalam rancangannya, selain kehandalan di dalam memikul beban lateral serta untuk memperkenalkan penggunaan material baja canai dingin sebagai komponen struktural khususnya untuk bangunan rumah tinggal atau gedung.Panduan KBGI 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar